SMPN 2 Pekalongan

SMPN 2 Pekalongan

Selasa, 02 Oktober 2012

Kesenian dan Kebudayaan

1. Tari sintren
Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, merupakan sebuah tarian yang berbau mistis / magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dan Raden Sulandono. Tersebut dalam kisah bahwa Raden Sulandono adalah putra Ki Bahurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantansari.
Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso. Akhirnya Raden Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantansari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula Raden Sulandono yang sedang bertapa dipanggil rohnya untuk menemui Sulasih, maka terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan Raden Sulandono.
Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya. Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci (perawan), dibantu oleh pawangnya dan diiringi gending 6 orang. Pengembangan tari sintren sebagai hiburan rakyat, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan pelawak.


2. Simtud durar
Simtud durrar merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam dengan menggunakan Rebana dan Jidur sebagai alat musiknya. Kesenian ini beranggotakan antara 15 orang hingga 20 orang, dengan diiringi musik mereka melantunkan puji-pujian atau sholawatan sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan dunia dan akhirat pada Allah SWT. Kesenian ini biasa digunakan pada saat pembukaan acara hajatan atau selamatan yang diselenggarakan oleh warga masyarakat Kota Pekalongan yang terkenal dengan ketaatannya dalam menjalankan perintah agama.


3. Kuntulan
Kuntulan merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam yang dimainkan oleh 18 orang yang semuanya adalah laki-laki. Posisi ke-18 orang ini dalam melakukan tarian adalah 9 orang di depan dan 9 orang di belakang. Hal tersebut dimaksudkan akan mengandung makna Asmaul Khusna yaitu 99 sifat Allah SWT.


4. Sya'banan (Khol)
Sya'banan (khol) adalah upacara keagamaan / kebudayaan di daerah Pekalongan yang diselenggarakan setiap tanggal 14 sya'ban (ruwah) setahun sekali untuk mengenang / mengingat jasa- jasa Sayid bin Abdullah bin Abdullah bin Tholib Al Atas, semasa hidupnya merintis pendirian Pondok Pesantren di Pulau Jawa.


5. Syawalan
Adalah upacara adat bagi umat Islam yang berada di Pekalongan dan sekitarnya untuk menyaksikan pemotongan LOPIS BESAR (bahasa Jawa : LEPET GEDE) yang mempunyai ukuran diameter kurang lebih 150 cm, berat 185 kg dan tinggi 110 cm. Kegiatan ini diselenggarakan 1 minggu setelah hari raya Idul Fitri oleh Walikota / Pejabat Muspida.

Sumber : Indra   <Lickz_z@yahoo.com>

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghambat
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

Sejarah Batik Pekalongan



Sejarah Batik Pekalongan


Sejarah Batik di Pekalongan dimulai dari pasca peperangan dan perpecahan di lingkungan kerajaan Mataram yang waktu itu dipimpin oleh rajanya Panembahan Senopati. Peperangan melawan kolonial belanda maupun perpecahan di antara lingkungan kraton memang kerap kali terjadi, hingga pada suatu saat kondisi yang paling parah menyebabkan banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Pekalongan. Keluarga-keluarga kraton yang memang telah mempunyai tradisi batik dan mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan ke daerah pengunsian di Pekalongan.




Di daerah Pekalongan tersebut akhirnya batik tumbuh dengan pesat seperti di Buaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Keluarga kraton yang mengungsi dan membawa pengikut-pengikutnya ke daerah baru itu, dan ditempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk mata pencaharian. Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah sekitarnya.




Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian import. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris.




Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Beberapa tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja disektor pertenunan ini.

Pertumbuhan dan perkembangan pembatikan lebih pesat dari pertenunan stagen dan pernah buruh-buruh pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, soga Jawa, dan sebagainya.

Minggu, 30 September 2012

Produk Indonesia


TEMA: CINTAI PRODUK-PRODUK  INDONESIA
PILIH BUAH INDONESIA

Dulu buah import adalah buah mewah dan mahal, yang hanya terdapat di supermarket, namun kini banyak kita jumpai buah impor dijual di pasar tradisional, emper toko bahkan disepanjang   ruas jalan raya, para pedagang eceran menjajakankannya. Buah import bukan lagi buah mewah yang hanya mampu dibeli oleh mereka orang kaya, namun kelas ekonomi menengah ke bawahpun kini mampu untuk membeli dan menyantapnya.
Perlu diketahui bahwa buah lokal, hasil petani kita kualitasnya tidak jauh berbeda, banyak buah-buah yang ditanam di Indonesia mempunyai kualitas bagus, mengapa kita tidak membelinya? Jika kita membeli hasil dari petani Indonesia, berarti kita sudah meningkatkan taraf kehidupannya, yang berarti pula turut serta mempercepat peningkatan kesejahteraan bangsa.  Siapa lagi yang akan meningkatkan taraf kehidupan bangsa Indonesia kalau bukan kita sendiri, rakyat  Indonesia.
Dan perlu diketahui bahwa buah adalah produk yang cepat membusuk. Buah import, buah yang datang dari negara yang jaraknya sangat jauh dari Indonesia jika tidak diawetkan pasti akan cepat busuk. Untuk mengatur agar tidak cepat busuk dan bisa awet selama berbulan-bulan, maka dilakukan suatu proses pengawetan yang tentunya menggunakan bahan kimia. Jika kita sering mengkonsumsinya  maka   akan mengganggu kesehatan kita. Seperti yang dikatakan  oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unair,  Djoko Agus Santoso saat dihubungi Rabu (20/6),
“Bisa dikatakan Indonesia ini sudah over alias kelebihan dalam penggunaan formalin dalam makanan. Pertama memang dikarenakan ketidaktahuan masyarakat akan bahayanya. Tapi yang menakutkan, masyarakat tahu bahayanya tapi tetap menggunakannya karena menginginkan untung lebih,” lebih lanjut ia juga mengatakan  "Saat ini saja satu dari 1.000 orang di Indonesia menderita autis”
Jika kita mengkonsumsi buah  yang ditanam oleh  petani Indonesia tentunya kita memakan buahnya dengan rasa aman karena tidak memerlukan bahan pengawet dan yang jelas buahnya pasti lebih segar kan…Masihkan kamu mau mengkonsumsi buah impor yang berbahaya itu?

Ayo waspada buah impor
Ayo kita tinggalkan buah import
Ayo cintai produk Indonesia
Ayo kita makan buah dari Indonesia
Ayo kita tingkatkan kesejahteraan petani Indonesia
Ayo maju petani, maju Indonesia!